Rabu, 18 Mei 2011

Edwin we need your help...

 
Hi Edwin,

Thank you for joining SkillPages.

Could you please do us a quick favor and complete our two minute feedback survey here?

We've been working hard to improve SkillPages for you, so that you can more easily get found by people who need your skills and find skilled people you can trust.

This survey helps us make SkillPages better for you and our community of nearly one million people. We promise to review every survey and act upon your feedback.

The survey really does take only two minutes!

Thanks in advance, we very much appreciate it.

Edmund

Community Manager
www.skillpages.com/edmund.dooley
Don't want to receive these types of emails? Adjust your settings.

Rabu, 11 Mei 2011

Get Found Through Your Trusted Network

 
SkillPages Login to SkillPages
Get Found Through Your Trusted Network

Hi Edwin

You already have a network of people you know and trust; friends, colleagues and clients- the list goes on. This is your Trusted Network and when you use SkillPages you can:

See your friends' skills and what they’ve been working on.
Find skilled people that are trusted by your friends.
Get your SkillPage found by your friend’s connections.

Unlocking the value of your Trusted Network is easy with SkillPages.

Grow Your Trusted Network
 
 
Find Your Friends
Over 600,000 new users have just joined SkillPages. Find your friends on SkillPages using our easy contacts finder:
Find Friends Already on SkillPages
 
 
Update Your SkillPage Today!
Updating your SkillPage is the best way to let your Trusted Network know what you've been working on. Check out these SkillPages for inspiration or Update Your SkillPage Now:
 
  Singer / Songwriter, Los Angeles
Jourdan Rystrom
Photographer, London
Jocelyn Allen
  Internet Marketing Consultant, Bristol
Murray Ambler-Shattock
 
Update Your SkillPage Here
 
 
Today’s Tips!
 
Share your way to success!
Share your SkillPage so more people can find you! Share
 
 
Add Media &
Impress!
Use videos, images & more to create a great SkillPage that gets you noticed. Get started
 
 
Show you’re a team
player!
Tag a connection in an update by typing “@” followed by your connection’s name in an Update, it helps build both your reputations! Start Tagging
 
Wow...Thanks!
 

We want to say a big thanks to you Edwin and to the hundreds of thousands of other people who have joined SkillPages in the last month.

You can follow all our news on our blog or by clicking on the buttons below:

 
We sent you this email because you joined SkillPages, you can adjust your settings to stop receiving this type of email. Or, click here to stop receiving all emails from SkillPages. © SkillPages 2011.

 

Kamis, 05 Mei 2011

Heboh Email Resmi Komisi 8 DPR RI




Heboh Email Resmi Komisi 8 DPR RI

HARI gini enggak punya email. Begitulah ungkapan di kalangan remaja yang menyiratkan keheranan di era teknologi ini seseorang, apalagi tokoh atau lembaga publik  tidak memiliki akun surat elektronik (email).
Keheranan itu diungkapkan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Australia ketika berdialog dengan Komisi VIII DPR yang pelesiran ke negara Kanguru itu.
Entah mengapa Komisi VIII DPR yang berkunjung ke Australia untuk menyerap informasi tentang seluk beluk untuk mengangkat kaum fakir miskin di Indonesia memberikan akun email palsu, yakni komisi8@yahoo.com kepada PPI Australia.
Sontak perhimpunan pelajar di luar negeri yang nota bene terbuka dan amat kritis ini bereaksi keras. Bahkan, terkesan berlebihan dari kacamata etika ketimuran. Mereka spontan mengunggah jawaban email palsu ini ke jejaring sosial Youtube pada Sabtu (30/4) dengan judul Email Resmi Komisi 8 DPR RI. Video ini hingga Kamis (5/5) pukul 10.30 WIB  sudah diklik sebanyak 113.318 orang. Dan, media elektronik lainnya, situs komunitas Indonesia .
Di sisi lain, Komisi VIII DPR bersikap amat defensif dengan menyebut aksi para pelajar tersebut tendensius.
Di dunia modern email pribadi atau lembaga sudah melekat dengan pribadi seseorang atau lembaga tempat orang tersebut bekerja. Tujuannya, agar lebih mudah dan cepat berkomunikasi. Tentu saja, bagi anggota DPR dalam menyerap aspirasi rakyat.
Bahkan, bukan sekadar email, jejaring sosial seperti facebook dan twitter pun sudah menjadi hal yang biasa dalam tata pergaulan modern. Jadi, wajar saja kalangan pelajar yang memang akrab dengan teknologi mutakhir di Australia ini terheran-heran kalau Komisi VIII DPR tidak memiliki email resmi.
Seyogyanya, Komisi VIII DPR yang berangkat ke Australia dengan menghabiskan dana sesuai data Fitra Rp 811.800.250  memandang kritik pedas tersebut sebagai masukan untuk kesempurnaan kelengkapan komisi tersebut, bahkan DPR di masa mendatang.
Namun, bukan dengan cara memberikan akun palsu untuk menutup-nutupi kekurangan sistem komunikasi modern yang ada di DPR. Entah malu tidak memiliki akun resmi, sehingga mengambil gampangnya dengan asal sebut saja ketika ditanya alamat surat elektronik.
Tapi kenapa harus berbohong? Kebohongan kecil memang. Yang dikhawatirkan dari kebohongan yang kecil-kecil menjadi besar dan akhirnya merasa bahwa kebohongan itu diyakini menjadi kebenaran yang pada gilirannya nanti dipaksakan ke publik.
Tentu saja perhimpunan ini berang ketika mengetahui akun itu palsu. Namun, semuanya itu tampaknya merupakan akumulasi kekecewaan para pelajar luar negeri ini terhadap kinerja DPR, khususnya Komisi VIII. Para pelajar ini dalam berbagai kesempatan sudah melontarkan sikap mereka terkait sepak terjang anggota DPR yang pelesiran ke luar negeri dengan dalih ingin menyerap informasi alias studi banding terkait penyempurnaan draf RUU Penanganan Fakir Miskin. Bahkan, mereka menulis surat terbuka tentang itu yang dimuat secara lengkap di mediaindonesia.com.
Intinya, mereka menolak kehadiran delegasi wakil rakyat ini, karena jadwalnya tidak tepat sasaran, sehingga kunjungan kerja ini menjadi lebih bersifat wisata.  Untuk itu, PPI Australia menawarkan sejumlah solusi, agar kunjungan wakil rakyat ini maksimal. Di antaranya, dialog dengan PPI Australia yang sebelumnya tidak terjadwal, sehingga terjadilah insiden email tersebut.
Sejatinya, email bagi wakil rakyat merupakan salah satu alat untuk menyerap aspirasi rakyat yang efektif, mudah, dan tergolong murah ketimbang harus berkunjung ke pelosok-pelosok Nusantara menyapa konstituen.
Belajar dari kasus ini, kita harap anggota Komisi VIII bahkan anggota DPR bersikap lebih jujur dan mau terus belajar hal-hal yang baru dalam upaya memperjuangkan rakyat banyak, meskipun terasa pahit memang. (Edwin Tirani)